Alhamdulillah setelah sekian lama, kembali bisa ngeblog dan bergabung dengan blogger-blogger lainnya. Beruntung saya mempunyai teman sebaik mas Kaboel yang dengan senang hati mau mengembalikan blog saya yang awalnya sempat gak karu-karuan gara-gara salah ngeklik. Kebaikan mas Kaboel membuat hati ini menyadari kelemahan dan kelebihan setiap manusia yang tanpa disadari membuat kita untuk berinteraksi dengan yang lain dan berusaha untuk memberi dan menerima. Manusia diciptakan untuk saling mengenal dan dari perkenalan inilah muncul kemanfaatan baik secara kusus maupun secara umum. Alangkah indahnya andai kemanfaatan ini diterapkan disetiap tempat dan waktu.
Toek: mas kaboel mugo2 kaboel kajate.
View Larger Map,center/>
Rabu, 07 Oktober 2009
Selasa, 04 Agustus 2009
64 Tahun Indonesiaku
Tanpa terasa Bangsa Indonesia berusia 64 tahun. Diusianya yang sudah tidak muda lagi seharusnya lebih bijaksana dalam menyelesaikan setiap masalah kenegaraan dengan menjunjung tema Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2009.
Yaitu "DENGAN SEMANGAT PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945, KITA TINGKATKAN KEDEWASAAN KEHIDUPAN BERPOLITIK DAN BERDEMOKRASI SERTA PERCEPATAN PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL MENUJU INDONESIA YANG BERSATU, AMAN, ADIL, DEMOKRATIS DAN SEJAHTERA"
Lantas kedewasaan yang bagaimana yang harus diterapkan ? Tentunya kedewasaan yang bercermin pada pahlawan-pahlawan bangsa. Berikut pesan-pesan pahlawan yang bisa menjadi tauladan bagi generasi bangsa untuk mengisi kemerdekaan dengan pembangunan:
Nyi Ageng Serang
" Untuk keamanan dan kesauntasaan jiwa kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Orang yang mendekatkan tidak akan terperosok hidupnya dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerahNya yang tiada ternilai harganya"
(disampaikan saat mendengarkan keluhan rakyat atas penjajahan)
Jenderal Sudirman
"Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah saya. Saya akan meneruskan perjuangan ini. Met of Zender TNI akan berjuang terus untuk negeri ini".
(disampaikan pada jam-jam terakhir jatuhnya Jogya Jenderal dalam keadaan sakit ketika menjawab pertanyaan Presiden yang menasehatinya tetap tinggal di kota dirawat sakitnya...)
Prof.Dr.R.Soeharso
"Rigt or wrong my country. Lebih-lebih kalau kita tahu negara kita bobrok, maka justru saat itulah kita wajib memperbaikinya"
Prof.Moh Yamin. SH
" Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi memang benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa Indnesia sendiri"
Supriyadi
"Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi"
Abdul Muis
"jika orang lain bisa, sayapun bisa, mengapa pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang"
Pangeran Sambernyowo / KGPAA Mangkunegoro
"Rumongso Melu Andarbeni (merasa ikut memiliki)"
"Wajib Melu Hangrungkebi (wajib ikut mempertahankan)"
"Mulut Sario Hangroso Wani ( mawas diri / berani bertanggungjawab)"
Bung Karno
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya"
(pidato hari pahlawan 10 Nopember 1961)
Nah pesan-pesan pahlawan itulah yang harus terus kita kobarkan pada saat ini. MERDEKA !
Catatan: pesan pahlawan ini kami kutip dari buku panduan peringatan Hut KRI ke 64 tahun 2009
Yaitu "DENGAN SEMANGAT PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945, KITA TINGKATKAN KEDEWASAAN KEHIDUPAN BERPOLITIK DAN BERDEMOKRASI SERTA PERCEPATAN PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL MENUJU INDONESIA YANG BERSATU, AMAN, ADIL, DEMOKRATIS DAN SEJAHTERA"
Lantas kedewasaan yang bagaimana yang harus diterapkan ? Tentunya kedewasaan yang bercermin pada pahlawan-pahlawan bangsa. Berikut pesan-pesan pahlawan yang bisa menjadi tauladan bagi generasi bangsa untuk mengisi kemerdekaan dengan pembangunan:
Nyi Ageng Serang
" Untuk keamanan dan kesauntasaan jiwa kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Orang yang mendekatkan tidak akan terperosok hidupnya dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerahNya yang tiada ternilai harganya"
(disampaikan saat mendengarkan keluhan rakyat atas penjajahan)
Jenderal Sudirman
"Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah saya. Saya akan meneruskan perjuangan ini. Met of Zender TNI akan berjuang terus untuk negeri ini".
(disampaikan pada jam-jam terakhir jatuhnya Jogya Jenderal dalam keadaan sakit ketika menjawab pertanyaan Presiden yang menasehatinya tetap tinggal di kota dirawat sakitnya...)
Prof.Dr.R.Soeharso
"Rigt or wrong my country. Lebih-lebih kalau kita tahu negara kita bobrok, maka justru saat itulah kita wajib memperbaikinya"
Prof.Moh Yamin. SH
" Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi memang benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa Indnesia sendiri"
Supriyadi
"Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi"
Abdul Muis
"jika orang lain bisa, sayapun bisa, mengapa pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang"
Pangeran Sambernyowo / KGPAA Mangkunegoro
"Rumongso Melu Andarbeni (merasa ikut memiliki)"
"Wajib Melu Hangrungkebi (wajib ikut mempertahankan)"
"Mulut Sario Hangroso Wani ( mawas diri / berani bertanggungjawab)"
Bung Karno
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya"
(pidato hari pahlawan 10 Nopember 1961)
Nah pesan-pesan pahlawan itulah yang harus terus kita kobarkan pada saat ini. MERDEKA !
Catatan: pesan pahlawan ini kami kutip dari buku panduan peringatan Hut KRI ke 64 tahun 2009
Minggu, 02 Agustus 2009
Gunungan Jerami
Musim panen baru saja selesai, kebahagiaanpun terpancar dari wajah-wajah petani di Trenggalek. Seaakan bisa menghapus peluh, keringat dan rasa capek yang dirasakan berbulan-bulan lamanya. Mulai dari menanam, merawat, memupuk dll. Apapun panenannya baik padi, kedelai ataupun jagung semua diterima dengan sukur alhamdulillah. Banyak dan sedikit sudah diatur oleh yang maha kuasa. Namun demikian masih ada kegelisahan yang tersimpan dalam wajah mereka yaitu harga hasil panennya yang setelah dikalkulasi hampir imbang dengan biaya tanamnya, hal ini disebabkan karena harga jagung , gabah, kedelai dll menurun, pasalnya bulan ini adalah musim panen raya di Trenggalek dan di daerah lain.
Kebetulan musim panen ini banyak warga yang memanen padinya termasuk dikawasan pinggiran Trenggalek. Ada yang menarik pasca panen dimana banyak jerami yang di kumpulkan dan di bentuk seperti gunungan. Gunungan jerami inilah yang biasanya dimanfaatkan oleh anak-anak desa untuk mencari uang....bagaimana caranya ? Gunungan jerami dimusim lembab akan ditumbuhi jamur yang disebut jamur damen (jamur jerami), nah setiap hari jamur ini bisa dipanen. Sehingga anak-anak desa saben hari bisa mendapatkan uang dari jamur tadi. Pagi-pagi sekali sekitar jam 05.00 anak-anak desa berangkat kesawah, mereka menghampiri setiap gunungan jerami yang diletakkan ditengah sawah, berkat ketekunannya jamur yang didapat cukup banyak bisa mencapai satu ember. Mereka saling berebut.
Sekitar jam 06.00 anak-anak desa kembali pulang dengan wajah yang sumringah, sesampainya di rumah jamur tadi dimasukkan ke dalam kresek, ada 3 sampai 5 bungkus. tiap bungkusnya dijual seharga Rp 5000,-, Pembelinya adalah tetangga kanan-kiri.......Kalau sudah ada uang ditangan, anak-anak desa tadi tidak perlu untuk minta uang jajan pada orangtuanya, berangakt sekolah dengan senyum dan itung-itung bisa nabung....
Kebetulan musim panen ini banyak warga yang memanen padinya termasuk dikawasan pinggiran Trenggalek. Ada yang menarik pasca panen dimana banyak jerami yang di kumpulkan dan di bentuk seperti gunungan. Gunungan jerami inilah yang biasanya dimanfaatkan oleh anak-anak desa untuk mencari uang....bagaimana caranya ? Gunungan jerami dimusim lembab akan ditumbuhi jamur yang disebut jamur damen (jamur jerami), nah setiap hari jamur ini bisa dipanen. Sehingga anak-anak desa saben hari bisa mendapatkan uang dari jamur tadi. Pagi-pagi sekali sekitar jam 05.00 anak-anak desa berangkat kesawah, mereka menghampiri setiap gunungan jerami yang diletakkan ditengah sawah, berkat ketekunannya jamur yang didapat cukup banyak bisa mencapai satu ember. Mereka saling berebut.
Sekitar jam 06.00 anak-anak desa kembali pulang dengan wajah yang sumringah, sesampainya di rumah jamur tadi dimasukkan ke dalam kresek, ada 3 sampai 5 bungkus. tiap bungkusnya dijual seharga Rp 5000,-, Pembelinya adalah tetangga kanan-kiri.......Kalau sudah ada uang ditangan, anak-anak desa tadi tidak perlu untuk minta uang jajan pada orangtuanya, berangakt sekolah dengan senyum dan itung-itung bisa nabung....
Rabu, 22 Juli 2009
Oleh-oleh Dari Nabila Kecil
Liburan kemarin kebetulan ada saudara Palopo (sulawesi selatan) yang datang ke Trenggalek. Ada sekitar 10 orang termasuk Nabila kecil (kurang lebih usianya 7 tahun), Tak etis kalau saya menceritakan tentang saudara saya di blog ini, cukup oleh-oleh dari Nabila kecil saja yang saya tulis karena menginspirasi saya untuk bersikap lebih hemat. Baru liburan kali ini Nabila kecil menginjakkan kaki di bumi berteman hati, namun yang saya herankan anak seusia dia cukup pandai beradaptasi bahkan ketika ingin mandi dan ternyata sabun dikamar mandi habis, dia langsung ingin mencari tempat perbelanjaan tanpa meminta bantuan orang lain.
Sebelumnya dia meminta uang seribu rupiah kepada ibunya .Kebetulan disaku bajunya sudah ada uang recehan lima ratus rupiah.
"ambil sendiri nak uangnya di dompet" jawab ibunya
"adanya uang besar, aku cukup minta seribu rupiah aja bu..."pinta nabila kecil
Akhirnya Nabila kecil mendapatkan uang seribu rupiah, berarti ditangannya ada uang Rp 1.500,-. Sesegera mungkin Nabila kecil menuju salah satu toko dekat rumah. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan ia segera kembali ke rumah dengan plastik hitam ditangan kanannya. Orang-orang rumah kontan menanyai Nabila kecil seakan penasaran dengan apa yang dibawanya.
"beli apa nak...?" tanya buleknya
"ni beli sabun" jawab Nabila kecil
"o...sama jajan ya..harganya berapa nak...?" tambah buleknya
"sabunnya tadi harganya Rp1.100,- dan kembaliannya aku suruh kasih GARAM satu bungkus." jawab Nabila kecil.
Kontan saja seluruh orang yang ada dirumah tertawa terpingkal-pingkal. Ya.....a..... heran aja anak sekecil tu biasanya selalu menukarkan uang kembaliannya dengan permen atau jajanan lainnya tetapi Nabila kecil lain, justru dibelikan GARAM.....aku sendiri cukup heran. anak sekecil dia sudah mulai berfikir HEMAT dan MANFAAT.
Ya itu tadi oleh-oleh dari Nabila kecil yang mungkin bisa diterapkan oleh siapa saja termasuk orang tua termasuk juga pusat-pusat perbelanjaan. Kalau kita lihat banyak pusat perbelanjaan seperti supermarket, minimarket, pertokoan dan warung yang ada di Trenggalek selalu memberikan permen untuk mengganti uang kembalian pembeli yang bernominal kecil semisal Rp 100,- atau Rp 200,- atau Rp 500,- dsb. Dan hal ini sepertinya sudah menjadi tradisi tidak hanya di Trenggalek tetapi di daerah lain. Sementara pembelipun terlihat biasa saja menanggapi hal ini. Nah coba kita kalkulasi seandainya dalam sehari kita belanja di 10 tempat perbelanjaan yang berbeda dengan sisa kembalian Rp 500,- berarti sudah Rp 5000,- yang kita keluarkan untuk sekedar membeli permen. Coba kalau diganti GARAM ? Mungkin lebih HEMAT dan MANFAAT....selain itu....lebih AAAAAAAASIIIIIIIIIIIIINNNNNN.
Sebelumnya dia meminta uang seribu rupiah kepada ibunya .Kebetulan disaku bajunya sudah ada uang recehan lima ratus rupiah.
"ambil sendiri nak uangnya di dompet" jawab ibunya
"adanya uang besar, aku cukup minta seribu rupiah aja bu..."pinta nabila kecil
Akhirnya Nabila kecil mendapatkan uang seribu rupiah, berarti ditangannya ada uang Rp 1.500,-. Sesegera mungkin Nabila kecil menuju salah satu toko dekat rumah. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan ia segera kembali ke rumah dengan plastik hitam ditangan kanannya. Orang-orang rumah kontan menanyai Nabila kecil seakan penasaran dengan apa yang dibawanya.
"beli apa nak...?" tanya buleknya
"ni beli sabun" jawab Nabila kecil
"o...sama jajan ya..harganya berapa nak...?" tambah buleknya
"sabunnya tadi harganya Rp1.100,- dan kembaliannya aku suruh kasih GARAM satu bungkus." jawab Nabila kecil.
Kontan saja seluruh orang yang ada dirumah tertawa terpingkal-pingkal. Ya.....a..... heran aja anak sekecil tu biasanya selalu menukarkan uang kembaliannya dengan permen atau jajanan lainnya tetapi Nabila kecil lain, justru dibelikan GARAM.....aku sendiri cukup heran. anak sekecil dia sudah mulai berfikir HEMAT dan MANFAAT.
Ya itu tadi oleh-oleh dari Nabila kecil yang mungkin bisa diterapkan oleh siapa saja termasuk orang tua termasuk juga pusat-pusat perbelanjaan. Kalau kita lihat banyak pusat perbelanjaan seperti supermarket, minimarket, pertokoan dan warung yang ada di Trenggalek selalu memberikan permen untuk mengganti uang kembalian pembeli yang bernominal kecil semisal Rp 100,- atau Rp 200,- atau Rp 500,- dsb. Dan hal ini sepertinya sudah menjadi tradisi tidak hanya di Trenggalek tetapi di daerah lain. Sementara pembelipun terlihat biasa saja menanggapi hal ini. Nah coba kita kalkulasi seandainya dalam sehari kita belanja di 10 tempat perbelanjaan yang berbeda dengan sisa kembalian Rp 500,- berarti sudah Rp 5000,- yang kita keluarkan untuk sekedar membeli permen. Coba kalau diganti GARAM ? Mungkin lebih HEMAT dan MANFAAT....selain itu....lebih AAAAAAAASIIIIIIIIIIIIINNNNNN.
Lagi-lagi Teroris
Kesungguhan Indonesia untuk mengembalikan citra baik dimata dunia pasca serangkaian pengeboman yang terjadi di Indonesia ternodai dengan munculnya tragedi Bom Mega, Kuningan Jakarta yang terjadi Jum'at 17 juli 2009. Tepatnya di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton Jakarta. Usaha yang dilakukan segenap elemen masyarakat seolah tak digubris karena ternyata pengebom-pengebom ulung masih mengincar keutuhan bangsa Indonesia pasca pemilu tahun 2009.
Mungkin ini peringatan awal bagi segenap masyarakat untuk sejenak melupakan pertikaian pasca pemilu untuk tetap menjaga kesatuan dan persatuan bangsa bukan malah menjadikan tragedi Bom ini untuk saling mengkambing hitamkan satu sama lainnya. Tugas berat yang meski dipikul bersama untuk mendukung aparat mengungkap otak dari kejadian ini.
Kali ini saya tidak akan mengupas habis masalah bom kuningan namun saya memandang dari sisi lain. Kalau kita lihat semakin majunya dunia semakin maju pula ilmu yang dikuasai manusia, baik ilmu sosial, politik, budaya, teknologi, dan ilmu meracik bahan-bahan kimia ( obat, jamu atau bom sekalipun ). Penguasaan ilmu-ilmu tertentu diharapkan mampu memenuhi kepentingan masyarakat (mengoptimalkan pengolahan SDA mupun SDM) bukan untuk merusak dan memecah belah seperti yang dilakukan oleh perakit-perakit bom dengan dalih JIHAD. Sehingga banyak pihak yang dirugikan, tidak hanya materi, fisik tetapi psikologi. Belum lagi masalah kepercayaan dunia internasional terhadap indonesia. Tentu hasilnya akan lain jikalau para ilmuwan masih memegang ilmu PADI, semakin berisi semakin merunduk, semakin berilmu semakin rendah hati bahkan semakin bisa mendekatkan diri pada Tuhannya. Berupaya sekuat tenaga memanfaatkan ilmunya untuk kemaslahatan umat. Dengan berpegang tegung terhadap konsep ilmu padi dipastikan takkan ada tragedi bom, takkan ada obat-obat kimia oplosan berbahaya bagi manusia, takkan ada pentol yang mengandung formalin, mie basah mengandung boraks dll.
Mulai koreksi diri sendiri terhadap ilmu pengetahuan yang kita kuasai, sudahkah memberikan manfaat banyak orang, sudahkah bisa memberi pencerahan, semangat, motivasi dan menyentuh kesadaran untuk tetap menegakkan persatuan ? bukan malah menimbulkan permasalahan dan percekcokan berakibat permusuhan dan dendam....
Mungkin ini peringatan awal bagi segenap masyarakat untuk sejenak melupakan pertikaian pasca pemilu untuk tetap menjaga kesatuan dan persatuan bangsa bukan malah menjadikan tragedi Bom ini untuk saling mengkambing hitamkan satu sama lainnya. Tugas berat yang meski dipikul bersama untuk mendukung aparat mengungkap otak dari kejadian ini.
Kali ini saya tidak akan mengupas habis masalah bom kuningan namun saya memandang dari sisi lain. Kalau kita lihat semakin majunya dunia semakin maju pula ilmu yang dikuasai manusia, baik ilmu sosial, politik, budaya, teknologi, dan ilmu meracik bahan-bahan kimia ( obat, jamu atau bom sekalipun ). Penguasaan ilmu-ilmu tertentu diharapkan mampu memenuhi kepentingan masyarakat (mengoptimalkan pengolahan SDA mupun SDM) bukan untuk merusak dan memecah belah seperti yang dilakukan oleh perakit-perakit bom dengan dalih JIHAD. Sehingga banyak pihak yang dirugikan, tidak hanya materi, fisik tetapi psikologi. Belum lagi masalah kepercayaan dunia internasional terhadap indonesia. Tentu hasilnya akan lain jikalau para ilmuwan masih memegang ilmu PADI, semakin berisi semakin merunduk, semakin berilmu semakin rendah hati bahkan semakin bisa mendekatkan diri pada Tuhannya. Berupaya sekuat tenaga memanfaatkan ilmunya untuk kemaslahatan umat. Dengan berpegang tegung terhadap konsep ilmu padi dipastikan takkan ada tragedi bom, takkan ada obat-obat kimia oplosan berbahaya bagi manusia, takkan ada pentol yang mengandung formalin, mie basah mengandung boraks dll.
Mulai koreksi diri sendiri terhadap ilmu pengetahuan yang kita kuasai, sudahkah memberikan manfaat banyak orang, sudahkah bisa memberi pencerahan, semangat, motivasi dan menyentuh kesadaran untuk tetap menegakkan persatuan ? bukan malah menimbulkan permasalahan dan percekcokan berakibat permusuhan dan dendam....
Kamis, 16 Juli 2009
Lungiting Asmoro
Seprene nggonku ngenteni janji
Iki prasetyaning ati
Kadung tresno mring sliramu duh cah bagus…
Ra eling dina lan wektu
Ing ati katon ra bisa ilang
Soyo suwe soyo ra karuan
Nadyan mung tansah anggadang
Aku samar yen sliramu ra kelingan
Wongbagus tak anti –anti, ja pijer semoyo wae
Aku tresna karo kowe…..
Tegane atimu …aja gawe lara…
Iku ra prayoga
Aku ora bakal mundur ….aku ora bakal mlayu
Yen durung nyanding sliramu…
Ukuraning tresno dudu banda…nanging lungiting asmoro
Iki prasetyaning ati
Kadung tresno mring sliramu duh cah bagus…
Ra eling dina lan wektu
Ing ati katon ra bisa ilang
Soyo suwe soyo ra karuan
Nadyan mung tansah anggadang
Aku samar yen sliramu ra kelingan
Wongbagus tak anti –anti, ja pijer semoyo wae
Aku tresna karo kowe…..
Tegane atimu …aja gawe lara…
Iku ra prayoga
Aku ora bakal mundur ….aku ora bakal mlayu
Yen durung nyanding sliramu…
Ukuraning tresno dudu banda…nanging lungiting asmoro
Akhir-akhir ini lagu campursari ini cukup tenar namun sayang, saya sendiri yang dilahirkan sebagai orang jawa belum tau artinya apa itu LUNGITING ASMORO. Bagaimana dengan anda ?
Minggu, 12 Juli 2009
All Man Need The God
" Aku jauh Engkau jauh "
" Aku dekat Engkau dekat "
" Aku dekat Engkau dekat "
Tak terasa dari obrolan singkat dengan seseorang menginspirasi saya untuk menuliskan uneg-uneg ini. Pasti masih ada kekurangan sehingga mohon maaf sebelumnya.
Disadari atau tidak setiap manusia membutuhkan tempat berlindung yang menjadi tumpuan dari segala keresahan kegelisahan serta menggantungkan segala harapan. Terucap atau tidak, setiap hari, setiap waktu, setiap ada kesempatan manusia teringat dengan Tuhannya, baik dalam keadaan suka, sedang, apalagi bersedih. Selalu kembali kepada Tuhannya.
Kembalinya manusia kepada Tuhannya inilah yang saya sebut dengan kemampuan spiritual ( SQ ). Kemampuan spiritual seseorang ditandai dengan adanya perbuatan perkataan dan sikap seseorang, yang selalu berdasarkan pada Suara Hati. Kenapa ? Karena suara hati adalah suara Tuhan, yang ini merupakan fitrah manusia. Secara Fitrah, manusia selalu menginginkan dan mengharapkan serta menyenangi pada hal-hal yang baik, seperti sifat jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil dan peduli. Sifat-sifat tersebut merupakan sifat-sifat Allah yang tertuang dalam Al-Asmaul husna (Drs. Jamaludin Malik, MA : kepsek MI Plus walisongo Trenggalek)
Kejujuran
Tetap mengerjakan pekerjaanya dengan baik, meskipun tidak diawasi oleh atasan atau majikan, tetap mengerjakan pekerjaanya dengan baik.
Tanggung jawab
Tidak sebatas tanggung jawab di dunia tetapi tanggung jawab dengan Tuhannya.
Visioner
Selalu membangun mimpi-mimpi yang terkadang dianggap sesuatu yang imposibble "kita pasti bisa"
Kerjasama
Bersama-sama bahu-membahu melaksanakan tanggung jawab bersama."bersatu kita teguh bercerai kita runtuh"
Disiplin
Memanfaatkan waktu seefisien mungkin
Adil
Menempatkan sesuatu pada tempatnya serta tidak memihak
Peduli
Tanpa kepedulian dan membiarkan orang lain menanggung beban sendiri maka suatu saatnya nanti kaum tersebut akan hancur. "yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin"
"yang pintar makin pintar, yang bodoh makin bodoh"
Kini sudah saatnya membangun Trenggalek dengan Fitrah-fitrah ketuhanan. Konservatif terhadap budaya warisan nenek moyang, mendukungnya dengan idealisme dan realisme serta mengagungkan progresivisme yang bertanggung jawab.Back to god !