View Larger Map,center/>

Selasa, 04 Agustus 2009

64 Tahun Indonesiaku

Tanpa terasa Bangsa Indonesia berusia 64 tahun. Diusianya yang sudah tidak muda lagi seharusnya lebih bijaksana dalam menyelesaikan setiap masalah kenegaraan dengan menjunjung tema Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2009.

Yaitu "DENGAN SEMANGAT PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945, KITA TINGKATKAN KEDEWASAAN KEHIDUPAN BERPOLITIK DAN BERDEMOKRASI SERTA PERCEPATAN PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL MENUJU INDONESIA YANG BERSATU, AMAN, ADIL, DEMOKRATIS DAN SEJAHTERA"

Lantas kedewasaan yang bagaimana yang harus diterapkan ? Tentunya kedewasaan yang bercermin pada pahlawan-pahlawan bangsa. Berikut pesan-pesan pahlawan yang bisa menjadi tauladan bagi generasi bangsa untuk mengisi kemerdekaan dengan pembangunan:
Nyi Ageng Serang
" Untuk keamanan dan kesauntasaan jiwa kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Orang yang mendekatkan tidak akan terperosok hidupnya dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerahNya yang tiada ternilai harganya"
(disampaikan saat mendengarkan keluhan rakyat atas penjajahan)
Jenderal Sudirman
"Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah saya. Saya akan meneruskan perjuangan ini. Met of Zender TNI akan berjuang terus untuk negeri ini".
(disampaikan pada jam-jam terakhir jatuhnya Jogya Jenderal dalam keadaan sakit ketika menjawab pertanyaan Presiden yang menasehatinya tetap tinggal di kota dirawat sakitnya...)
Prof.Dr.R.Soeharso
"Rigt or wrong my country. Lebih-lebih kalau kita tahu negara kita bobrok, maka justru saat itulah kita wajib memperbaikinya"
Prof.Moh Yamin. SH
" Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi memang benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa Indnesia sendiri"
Supriyadi
"Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi"
Abdul Muis
"jika orang lain bisa, sayapun bisa, mengapa pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang"
Pangeran Sambernyowo / KGPAA Mangkunegoro
"Rumongso Melu Andarbeni (merasa ikut memiliki)"
"Wajib Melu Hangrungkebi (wajib ikut mempertahankan)"
"Mulut Sario Hangroso Wani ( mawas diri / berani bertanggungjawab)"
Bung Karno
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya"
(pidato hari pahlawan 10 Nopember 1961)

Nah pesan-pesan pahlawan itulah yang harus terus kita kobarkan pada saat ini. MERDEKA !
Catatan: pesan pahlawan ini kami kutip dari buku panduan peringatan Hut KRI ke 64 tahun 2009

Minggu, 02 Agustus 2009

Gunungan Jerami

Musim panen baru saja selesai, kebahagiaanpun terpancar dari wajah-wajah petani di Trenggalek. Seaakan bisa menghapus peluh, keringat dan rasa capek yang dirasakan berbulan-bulan lamanya. Mulai dari menanam, merawat, memupuk dll. Apapun panenannya baik padi, kedelai ataupun jagung semua diterima dengan sukur alhamdulillah. Banyak dan sedikit sudah diatur oleh yang maha kuasa. Namun demikian masih ada kegelisahan yang tersimpan dalam wajah mereka yaitu harga hasil panennya yang setelah dikalkulasi hampir imbang dengan biaya tanamnya, hal ini disebabkan karena harga jagung , gabah, kedelai dll menurun, pasalnya bulan ini adalah musim panen raya di Trenggalek dan di daerah lain.

Kebetulan musim panen ini banyak warga yang memanen padinya termasuk dikawasan pinggiran Trenggalek. Ada yang menarik pasca panen dimana banyak jerami yang di kumpulkan dan di bentuk seperti gunungan. Gunungan jerami inilah yang biasanya dimanfaatkan oleh anak-anak desa untuk mencari uang....bagaimana caranya ? Gunungan jerami dimusim lembab akan ditumbuhi jamur yang disebut jamur damen (jamur jerami), nah setiap hari jamur ini bisa dipanen. Sehingga anak-anak desa saben hari bisa mendapatkan uang dari jamur tadi. Pagi-pagi sekali sekitar jam 05.00 anak-anak desa berangkat kesawah, mereka menghampiri setiap gunungan jerami yang diletakkan ditengah sawah, berkat ketekunannya jamur yang didapat cukup banyak bisa mencapai satu ember. Mereka saling berebut.

Sekitar jam 06.00 anak-anak desa kembali pulang dengan wajah yang sumringah, sesampainya di rumah jamur tadi dimasukkan ke dalam kresek, ada 3 sampai 5 bungkus. tiap bungkusnya dijual seharga Rp 5000,-, Pembelinya adalah tetangga kanan-kiri.......Kalau sudah ada uang ditangan, anak-anak desa tadi tidak perlu untuk minta uang jajan pada orangtuanya, berangakt sekolah dengan senyum dan itung-itung bisa nabung....